*Persahabatan kita akan indah
pada waktunya bukan berakhir sampai sini saja. Suatu saat nanti kita akan
bertemu dengan suasana dan penampilan berbeda*
“Dito bangun, sudah siang nanti kamu
terlambat!” teriakan mama membuyarkan
mimpi indah dito dengan gadis cantik entah siapa
Dengan
mata yang masih berat Dito berjalan keluar kamar dan bergegas mandi dari pada
diomeli mama lagi. Hanya dalam waktu kurang dari 5 menit Dito telah rapi dengan
seragam barunya. Seragam SMA, hari pertama setelah melewati masa orientasi
siswa yang bikin mules setiap hari gara-gara senior kurang kerjaan yang
menjdita Dito bulan-bulanan. Salah satu dalang dari semua ini adalah Vicky,
kaka kelas Dito saat SMP. Dito yang saat itu murid baru malah mengerjai kakak
kelasnya alhasil Vicky menyimpan dendam kesumat pada Dito, sayangnya Dito kini
sendiriann dan dan dapat melawan.
Rasa
malas yang luar biasa masih singgah dihatinya, entah setan macam apa yang terus
saja menghasutnya malas kesekolah apa mungkin karna kekesalannya pada beberapa
hari ini atau hal lain. Dito masih saja berjalan dengan menendangi kerikil tak
bersalah dihadapannya.
Ditengah
pelajaran biologi Dito melayang terbang merasuki lamunan indahnya tak peduli
guru setengah baya itu dengan antusias memperkenalkan dirinya. Yang ada dalam
fikiran Dito adalah Queen, sahabat karibnya semasa SMp yang membuat sekolah
adalah surge baginya, tak pernah ada rasa bosan yang menyambanginya kala itu,
yaa,, Queen yang sedang dipikirkannya,
Queen memang seperti ratu layaknya nama yang dia punya, sayangnya bukan seoran
ratu cantik nan anggun yang menjadi idola banyak pria, melainkan seorang ratu
tawuran,, yaa,, ratu tawuran.
Sebulan
bergelut dengan rasa bosan yang merajalela, Dito ingin rasanya pindah sekolah
ketempat Queen berada tapi taka da yang tau dimana Queen pindah, benar-benar
mendadak, hanya sepucuk surat singkat yang dia berikan.
*Persahabatan kita akan indah pada waktunya bukan
berakhir sampai sini saja. Suatu saat nanti kita akan bertemu dengan suasana
dan penampilan berbeda*
Dito
berulang kali membaca surat itu berharap ada keajaiban datangnya ratu tawuran
itu, sebenarnya tidak ada yang menarik pada diri Queen, tinggi minim yang dia
punya dengan badan gemuk dipadukan dengan rambut ikalnya, bukan tipe wanita
ideal apalagi kebiasaannya yang memakai kaos kebesaran dengan celana jins robek
pada lututnya. Tak ada yang menawan dari penampilannya tapi bagi Dito tak ada
sahabat sehebat Queen.
Pelajaranpun
usai Dito segera pulang ingin melempar badannya keranjang empuk dan tidur pulas
untuk sejenak bebas dari kebosanan yang dia rasakan. Satu langkah menuju pintu rumahnya terdengar
suara mama dan entah siapa sedang ngobrol. Rasa malas yang semakin besar dan
kali ini untuk pertama kalinya dito malas memasuki rumahnya sendiri. Mau tidak
mau Ditopun melangkahkan kak memasuki rumahnya berharap mama tidak menyuruhkan
berrkenalan dengan temannya ataupun anak temannya. Sayangnya Dito tidak
beruntung. Mama cepat memanggilnya saat kaki Dito telah sampai dia anak tangga.
Terpaaksa Dito menoleh dan berjalan kearah mama.
“Dito
ini kenalin, tetangga sebelah kita, baru pindah tadi pagi, ini tante Rita dan
anak perempuannya.” Kata mama panjang lebar. Dito menjabat tangan tante Rita
dan Queenela.
“hai
To, gimana kabarmu sekarang, gak nyangka yah kita ketemu secepet ini.”
“iya,
ma Dito kekamar dulu yah.” Jawab Dito dengan wajag bingung.
Dito
terbangun dengan teriakan super keras mama, dengan rasa kantuk yang mnjalar
diseluruh tubuhnya, ingin rasanya tetap bersembunyi dibalik selimut tapi apa
daya mama sudah teriak-teriak karna takut Dito terlambat sekolah.
“back
to the boring activity.” Gumamnya dalam hati saat melangkahnya kaki kelaur dari
rumah menuju tempatnya menuntut ilmu yang lebih sering ditto gunakan untuk
melamun.
Bel
masuk berbunyi tanda-tanda kemalangannya
akan dimulai, maklumlah Dito gak punya temen yang diajak cari gara-gara, dan
gara-gara terkenala bandel minta ampun pas SMP ngebuat Dito gak punya temen.
“his To.”
Sapa gadis cantik duduk disebelahnya.
“kamu
yang kemren dirumah kan.”
“iya,
bolehkan aku duduk disampingmu lagi?”
“boleh,
tapui kamu mau duduk sama anak bandel kayak aku?” Dito balik bertanya pada
Queenela dan membuat Queenela terkekeh.
“kamu
masih tetep bandel, tapi kok diem gitu. Oh ya, akhirnya kita bisa bareng lagi
yah” Jawab gadis cantik bermata indah itu
“emang kita pernah kenal.” Tanya Dito dengan
wajah bingung memperhatikan wanita cantik dihadapannya.
“secepet
itu yah lupa sama sahabat sendiri, aku Queenela.” Jawabnya dengan senyuman manis menambah binggung
raut wajah Dito
“setau
ku sahabatku itu Queen buka Queenela”
“Queenela
itu Queen, aku Queen si ratu tawuran.” Kata Queenela yang membuat mata dito terbelalak
“gak
mungkin, Queen itu gemuk, mukanya jerawatan, rambutnya ikal, kalo pergi selalu
pake celana jins yang lututnya robek, pake kaos oblong dan sepatu kets butut,
bukan cewek langsing, putih bersih,wangi, pake drees apalagi pake higheels
kayak kamu kerumah kemaren.” Jawab Dito panjang lebar
Queenela
tersenyum dan berkata “this is me.”
Sepanjang
pelajaran mereka bercerita mengingat masa lalu yang pernah mereka lalui
bersama. Tentang Queenela, tentang Dito, tentang persahabatan mereka.
Entah
rasa apa yang singgah dalam hati Dito, semangatnya bersekolah berubah drastic,
walaupun Queenela bukan lagi Queen ratu tawuran tapi ditto tetap senang dengan
keberradaan Queenela. Queenela merubah kisah Dito yang monoton dan penuh keluh
kesah menjadi bahagia, sahabatnya yang membuatnya kembali ceria, persahabatan
mereka memang indah tapi mereka sadar ada sesuatu yang berbeda dalam diri
mereka, perasaan aneh yang terus bergejolak didalam dada.
Rasa
kagum pada makhluk indah dihadapannya semakin hari semakin mendrea. Setiap malam
sebelum tidur hanya Queenela yang ada dalam fikiran Dito, entah virus apa yang
mnyerang dirinya, tetangga barunya itu selalu membuatnya terpana, kecantikannya,
tutur lembutnya, perubahan Queenela membuahkan hasil yang luar biasa, memikat
banyak lelaki termasuj Dito, walaupun saingan Dito adalah Vicky sang musuh
bebuyutan Queenela dan Dito saat SMP, tapi sekarang malah menjadi saingan terberat
Dito, Dito masih saja memikirkan Queenela,, Queenela,, dan Queenela, gadis
cantik bermata coklat yang begitu menawan.
Suatu
senja yang indah, ditengah taman kota terlihat dua anusia asyik berbicara,
entah apa yang mereka perbincangkan, sesekali binary mata indah terlihat jelas
terserang matahari.
“Queen,
kenapa kamu berubah?”
“paksaan
dari oaring tua, tapi aku sadar ini yang lebh baik buat aku, karna aku seorang
wanita dan harus menjadi wanita, seperti nama ku, orang tua ku ingin aku menjadi
ratu, bukannya ratu tawuran, tapi ratu,
wanita cantik yang anggun yang kelak akan mendampingin seorang raja
dalam keluarga.” Jawab Queenela
“kamu
memang benar-benar berubah. Kamu yang
tomboy menjadi kamu yang cantik dan feminin, aku ingin ada satu perubahan lagi
dalam dirimu,” kata Dito seraya menatap mata queenela
“apa?”
“aku
ingin kamu berubah, bukan lagi menjadi sahabatku tetapi menjadi kekasihku.” Kata Dito
membuat jantung Queenela semakin kencang berdetak
“aku
juga ingin perubahan dalam dirimu. Aku ingin
kamu menjadi lelaki yang baik, menjadi pemimpi yang bijaksana, dan menjadi,,”
Queenela terdiam sesaat
“menjadi
apa?”
“menjadi
kekasihku dan gak akan menyebutku ratu tawuran lagi.”
“pasti.
Aku pasti menjadi kekasih terbaik, akan selalu menjaga dan melindungimu. Sekarang
kamu bukan lagi ratu tauran, tapi kamu Queenela Asha Avara kini menjadi Ratu di
hatiku.” Bisik Dito
Kebahagiaan
terpancar dalam mata mereka, sepasang kekasih yang mencoba menjalin tali kasih
yang berbeda dari sebelumnya. Ditopun
merengkuh mesra Queenela dalam pelukannya tak pedul matahri melihatnya dengan
malu dan bersembunyi dibalik awan karna kebahagian terbesar sedang dirasakan
dua insan yang saling mencinta.


0 komentar:
Posting Komentar