*Bukan hanya hujan yang menimbulkan pelangi.
Gerimis inipun bukan karna Hujan*
Tepat
pukul 5 pagi ponsel ku berbunyi, ternyata laki-laki yang aku sayangi
mmebangunkanku, bergegas aku mengangkat telfonnya tak lama kemudian kami
menutupnya dan sepakat bersiap-siap. Aku turun dari tempat tidurku menuju dapur
memasak bekal untu kita.
“Petualangan
hari ini pasti menyenangkan.” Gumamku dalam hati sambil menuju kamar mandi
untuk menyegarkan tubuhk sebelum menempuh perjalanan panjangku
Tepat
pukul 6 Dia sudah datang, aku berlari membukakan pintu mempersilahkannya masuk
dan meyuruhnya menunggu sebentar. Udara segar merasuk dalam tubuhku saat aku
membuka pintu. Tak lama setelah itu perjalanan dimulai, udara pagi ini sangat
dingin sampai menusuk tulangku, aku memeluknya erat sepanjang jalan agar
mendapat kehangatan.
Setelah
menempuh satu jam perjalanan kami beristirahat disuatu tempat untuk sarapan,
ya,, sarapan masakanku, dengn lahap kami menyantap bekal itu, dengan sendau
gurau disela-sela suapan nasi. Perjalanan masih panjang jadi gak bole
berlama-lama ditempat ini.
Kebahagiaan
yang terasa disepanjang perjalanan, membayangkan keindahan yang akan kami
dapatkan, Kami suka ini Berpetualang untuk mendapatkan suatu kepuasan memandang
kindahan alam yang tergambar cantik oleh sang pencipta. Dengan bekal maps
diponsel kamipun nekat mengunjungi tempat itu. Perjalanan ini sangat amat
panjang, sampai menemui titik terang.
Perjalanan
belum selesai, tak cukup pengorbanan jauh menempuh jarak ratusan KM dengan sepeda,
tapi kami harus berjalanan lumayan jauh menyusuri jalan setapak dan beberapa
kali turun melintasi sungai, sunguh-sunguh pengorbanan tapi tak apalah asalkan
yang kami dapat memuaskan. Dengan dipandu seorang guide penduduk lokal setempat
bersusah payah menempuh medan yang berat. Akibat longsor dan kurangnya perhatian
pemerintah setempat jalan setapat yang menjadi akses utama jadi terputus.
Dikelilingi
hutan tropis yang lebat, dengan air sungai yang bening dan dingin. Lelah
menghampiri terlebih pacarku yang membawa ransel berisi baju kami. Bisa
dibilanh dipos terakhir banyak warga setempat menawarkan payung, aku gak
mengerti buat. Ternyata yang ada dihadapanku benar-benar indah, air terjun
setinggi 50 meter dari atas tebing yang berjatuhan menimpa bebatuan, seperti
hujan membasahi tubuh, menimbulkan pekangi-pelangi dari percikannya. Bukan
hanya hujan yang menimbulkan pelangi. Gerimispun tak hanya karna hujan. Gerimis kecil yang menyegarkan tubuh ini. Percikan indah air yang mengalir deras.
Guyuran bulir-bulir indah itu menimbulkan kekaguman, aku tak kuasa menahan
kesenangan ditempat ini. Aku berteriak kesenangan dengan lompat-lompat kecil
layaknya anak kecil.
Keindahan
yang kami dapatkan, kekaguman yang kami rasakan jauh lebih besar dari
sebelumnya, aier terjun utama berada diantara tebing yang menjulang tinggi,
seperti berada dalam setengah tabung, Hanya ada kami berdua dan tentu saja tour
guide kita ditempat ini. Puas berfoto-foto akhirnya kami mencoba mandi. Dibawah
air terjun ini dia mengucapkan sesuatu, sesuatu yang sangat roamantis, sesuatu
yang tak akan terlupa dibawah guyuran air terjun madakaripura.
Keindahan yang kita rasakan tertangkap kamera terindah didunia,, terbagus dari kamera paling bagus, termahal dari kamera paling mahal, kamera yang kita punya, dengan fokus paling sempurna, tersimpan dalam memori otak kita, kamera paling sempurna, mata kita, yang mengabadikan semua keindahan sebenarnya. Aku dan Kamu Bahagia,,
Keindahan yang kita rasakan tertangkap kamera terindah didunia,, terbagus dari kamera paling bagus, termahal dari kamera paling mahal, kamera yang kita punya, dengan fokus paling sempurna, tersimpan dalam memori otak kita, kamera paling sempurna, mata kita, yang mengabadikan semua keindahan sebenarnya. Aku dan Kamu Bahagia,,
I
love touring,, I love Travelling, I love photography, n I love when I’m with
You..


0 komentar:
Posting Komentar