Pagi ini seperti biasa Dira menjemputku berangkat
sekolah, Dira sudah menungguku didepan pagar dengan sepeda kesayangannya yang
selalu membawa kami pergi sekolah tiap pagi, pagi ini tentu sama seperti
pagi-pagi sebelumnya mama ngomel karna aku terlalu lama siap-siap dan
membiarkan dira menungguku.
Dira
adalah pacarku, sudah setahun kita pacaran, dan setiap pagi dira menjemputku
dan mengantarku pulang setelah kadang-kadang kita jalan-jalan terlebih dahulu.
“Udha
belum mit?” tanya dira dengan suara lembutnya yang sedari tadi menungguku
“iagh
dir, ini udaha selesai.” Jawabku sambil berlari menuju dira
“hmmm,
lama banget sih dandannya, gak pake dandan kamu uda cantik kok.”kata dira
padaku
“uda ah,
ayo berangkat.” Kata ku sok gak peduli pada kata-kata dira walaupun hatiku
sebenarnya berbunga-bunga
“iagh
tuan putri.” Seru dira mengiyakan ucapanku
Setibanya dikelas semua pada ribut ngerjain PR yang
mereka sebut Pekerjaan Rame-rame itu. Aku duduk disebelah dira yang ngobrol
bersama roni
“kamu
uda dir pRnya?” tanya roni pada dira
“uda
donk, semalem kita berdua ngerjain tu tugas.” Sahut dira
“waah
dir pinjem donkz”rayu roni
“haaah
pinjem enak aja, kita semalem ngerjain capek-capek enak aja kamu pinjem?’
Sahutku
“ayoo
dunkz mit, boleh yc.” Rayu roni lagi
“gak
usah yc, hhehhe bercanda ron, ini Prnya.”
Kata ku sambil menyodorkan pekejaan rame-rame yang aku kerjakan berdua
bersama sayangku dira
Aku berjalan melewati koridor
bersama lina dan tika. Ditengah asyiknya pembcaraan kita aku mendengar sonya
berbicara pada teman-temannya tentang dira, aku berjalan pelan-pelan dan
berusaha menguping.
“yc
ampun dira tu cakep banget yc kapten basket pula, tapi sayangnya dira gak
pernah bales sms ku, padahal kan aku ngefans banget ma dia.” Kata sonya yang
jelas membuatku jengkel
“Jelas gak dibaleslah, Dira kan sayang banget
sama mita, mau kamu godain Dira pake cara apapu gak mungkin dilirik.” Kata
vinda yang dari tadi mengobrol sama sonya
“uda
son, percuma kamu caper sama dira gak bakal bisa, Dira ma Mitha serasi banget.
Yang satu cakep yang satu cantik, sama-sama pinter pula.”tambah nila
Aku berjalan menjauhi mereka dan tersenyum geli melihat
sonya yang kecewa dan kedua temen sonya yang memujiku, hmmm mulai GR nie.
Hari ini
ada pertandingan basket dan tentu saja aku menemani dira untuk memberikan
semangat, yups seperti biasa aku dan lainya beersorak-sorak memanggil
“DIRA_DIRA_AYO DIRA KAMU PASTI BISA” begitulah kami memberikan semangat.
“Dira.”
Teriakku
Dira jatuh dan kakinya keseleo, terpaksa dira berhenti
bermain dan digantikan pemain cadangan. Aku berlari kebawa dan menemui dira
:”kamu
gak apa-apa?” tanyaku sangat khawatir
“gagk
apa-apa sayanggg.”jawabnya
Dira melihat kekhawatiran dari raut wajahku dan terus
meyakinkan jika dia gak apa-apa, malah dira akan bermain lagi. Aku semakin
khawatir, aku takut dira cidera lagi, Aku sudah membujuknya untuk tidak bermain
dulu tapi dira gak mau, apa oleh buat, aku gak bisa apa-apa, aku hanya bisa
berdoa agar dira baik-baik saja.
Hari ini
Dira tidak menjemputku dan aku berangkat sekolah di antar mama, aku sedih bukan
karena aku tidak dijemput dira tapi karena dira sakit. Aku ingin membolos
sekolah dan menemani dira dirumahnya, tapi
dira tidak mengijinkanku, Dira menyuruhku tetap sekolah, rasanya
sekolahan ini sepi tanpa dira, ramainya kelas ini terasa sangat sepi karena
kekasihku dan teman sebangkuku yang setiap pagi
menjemputku dan menemaniku sakit, aku ingin cepet pulang dan menemui
Dira
“Dira
sayanggg.” Kataku dan lansung memeluknya
“kok uda
pulang mit?” tanya dira
“aku ijin,
aku pingin cepet ketemu kamu, gak enak sekolah tanpa kamu.”kataku
“hmmm
nakal, ntar kamu ketingalan pelajaran luoh.” Kata dira menaehati
“biarin
yang penting aku ketemu kamu.” Jawabku
Dira tersenyum manis padaku, dan aku membalas senyumanya
itu. Aku begitu bahagia bertemu dengannya, aku sangat merindukannya dan dira
tau itu.
“kamu
kangen sama aku ya sayangg.” Tanya dira
“he’ehmmmm,
kangen banget.” Jawabku
“padahal
baru berapa jam kita gak ketemu uda kengen gitu.” Jawab dira
“coba
dihitung pake detik kan lama banget dir.” Jawabku sambil memeluk dira
“iagh
tapi kalau nanti aku tiba-tiba gak ada dan ninggalin kamu apa kamu mau hitung
pake detik juga?”tanyanya
“kamu
ngomonk apa sih dir, kamu gak boleh ninggalin aku, aku mau ikut kamu aja?”
jawabku sambil gak sadar nampar dira yang diem liat aku nangis
“ma’af
sayang bukannya aku bermaksud gitu tapi aku takut kalau nanti aku ninggalin
kamu, aku takut kamu gak kuat, aku takut kamu sayang.”jawabnya sambil memelukku
erat
“enggak
kamu gak boleh ninggalin aku,” pintaku padanya
“aku gak
mau ninggalin kamu, tapi kamu harus janji bakal kuat dan terus berjuang hidup
tanpaa ku disisimu, karna aku akan selalu dihatimu.” Kata dira yang membuat air
mataku semakin deras menetes
“gak
mau, aku mau ikut kamu.” Jawabku
:sayang.”seru
dira
“gak aku
mau ikut kamu.” Jawabku
“iagh
uda kita bahas yang lain aja yach” ajak dira
“iagh.”kata
ku dengan tertatih
Aku
masih terjaga, mataku tak bisa terpejam walau sedetikpun. Kata-kata dira masih
terlintas dalam benakku dan membuatku meneteskan air mata. Aku benar-benar
takut, takut kehilangan matahari yang selalu menemani hariku, takut kehilangan
bulan yang mengindahkan malamku. Waktu menujukkan pukul dua tapi aku belum bisa
tertidur, aku coba menutup mataku tapi yang terlintas hanya dira. Beberapa
menit kemudian aku terbangun dan bermimpi aku memakai baju serba putih dan
menjauh meninggalkan dira. Dira memanggilku dan menagis, aku ingin kembali pada
dira tapi gak bisa .
Pagi ini
dira menjemputku lagi tapi aku berangkat sekolah dengan wajah suram yang masih
kepikiran semua yang memenuhi otakku
“kamu
kenpa mit?” tanya dira dengan wajah heran
“gak
apa-apa. Ayo berangkat.”ajakku
Dira menghidupkan motornya dan melajukannya kearah
sekolah. Sampai sekolah aku benar-benar melupakan semua bebanku, karna Dira
mengiburku dan membuat semuanya hilang,.
Cuaca
hari ini sangat mendung, tiba-tiba hujan deras disertai petir, aku bigung
kenapa dira gak bisa dihubungi, dira
bilang mau kesini buat ngomongin acara ulang tahunku seminggu lagi tapi kenapa
dia gak telpon atau sms. Dira kamu dimana sih? Angkat donk telponnya, aku
mondar-mandir kayak setrikaan yang panas. Moga aja dira lagi tidur makanya gak
angkat telponku. Tapi aku masih terus menghubunginya. Tiba-tiba aku menedengar
ada yang mengetuk pintu dan segera aku membukanya. Aku gak nyangka dira dateng
kerumah dalam keadaan ujan deras dan dira rela hujan-hujan. Dira basah kuyup
tapi aku gak peduli, aku langsung memeluknya, aku sangat terharu dan gak
nyangka, aku seneng banget ternyata dira begitu mencintaiku. Aku menjaknya
kekamar untuk ganti baju belum sempat aku mengambil baju Dira menggenggam
tanganku dan berkata
“aku
sayang banget sama kamu mit, Cuma kamu cintaku, selamanya hanya kamu. I love
you.” Kata dira dengan wajah sembab
“aku
juga sayang banget sama kamu dir” jawabku sambil tersenyum
Dira memelukku erat. Aku merasa mejadi cewek yang paling
sempurna memiliki pacar seperti dira. Tiba-tiba hpku bunyi lalu dira melepasku
“hallo
mit.” Kata lina dengan suara tersedu-sedu
“napa
lin?”tanyaku
“dira,,,dira,,mit..”katanya
“kenapa
dira, dira disampingku.”jawabku
“gak
mit, Dira kecelakaan sast menuju rumahmu dan dia meninggal ditempat.”kata lina
terbata-bata
“gak,
kamu ngomong apa sih lin, jangan ngada-ngada dech.” Jawabku yang seketika meneteskan
air mata
Aku menoleh kearah dira tapi dira tidak ada. Aku menagis
dan berlari keluar, motor dira juga tidak ada. Gak peduli derasnya hujan kau
pergi kerumah sakit dan disana Dira tergolek diam tak peduli aku bicara, Dira
kamu jahat, kamu ninggalin aku, Katamu kamu sayng aku kenapa kamu ninggalin
aku, baru bebrapa menit yang lalu kamu bilang sayang dir. Tapi kamu pergi, kamu
gak peduliin aku lagi. Bangun dir, bangun, temeni aku disini, jangan pergi dir.
Aku
berjalan tertatih mengiringi dira kepemakaman. Dan kini aku harus menaburkan
bunga di makamnya. Aku mencoba kuat untuk dira, hanya untuk dira. Mimpi itu aku
yang pergi ninggalin kamu tapi kenapa kamu yang pergi. Aku sangat lemas
menerima kenyataan ini. Aku ingin ini hanya mimpi dan disaat aku membuka mata
semua bak-baik saja. Tapi setiap aku buka mata dira tetap gak ada, dira gak
ada, dira pergi ninggalin aku, kapan aku nyusul kamu dir, aku pingin ketemu
kamu. Aku sayang kamu.
Seminggu
sudah kamu pergi dir, aku sekarang sendirian, bahkan dihari ulang tahunkupun
sendiri. Dan sampai kapanpun aku sendiri, aku menagis sambl mendengar lagu
kerispatih untuk mengenang Dira. *tak kan pernah habis air mataku bila kuingat
tentang dirimu. Mungkin hanya kau yang tau mengapa sampai saat ini kumasih
sendiri. Adakah disana kau rindu padaku mesk kita kini ada didunia berbeda.
Bila masih mungkin waktu berputar kan kutunggu dirimu. Biarlah kusimpan sampai
nanti aku kan ada disana tenanglah diriku dalam kedaimaian ingatlah cintaku kau
tak terlihat lagi namun cintamu abadi* penggalan lirik itu mengiringi air
mataku. Hingga aku gak tau apa yang terjadi pada diriku. Tiba-tiba mataku
tertutup perlahan, aku mencoba membukanya, tapi gak bisa, gak lama aku mendengar mama dan papa menangis,menjerit,
memanggil namaku, mereka bilang aku gak boleh pergi, aku gak boleh nyusul dira.
Aku bingung, apa mungkin aku sudah mati, tapi apa penyebab aku mati. Kalau
benar ma’af mama papa. Aku ninggalin kalian,mita nyusul dira. Mita sayang
kalian semua. Tapi mitah sayang dira dan mau nyusul dira. Suara jeritan mama papa semakin kecil dan tak terdengar,
matau bisa terbuka dan kulihat seorang pria memakai baju putih yang menungguku.
Dira menggandeng tanganku dan membawaku pergi, aku tersenyu pada dira dan
berkata aku nyusul kamu sayang


0 komentar:
Posting Komentar